When beautiful dream comes, Nightmare always follows

Truth or Dare

Aku sedang berlibur di Bali bersama 3 orang temanku. Mereka ada Jasmine, Josua, dan Andre. Kami memilih penginapan yang dekat dengan pantai, agar terasa lebih menyenangkan. Pada sore harinya, sesampainya di penginapan, kami berempat langsung bergegas menaruh ransel dan pergi ke pantai. Kami bermain voli pantai sembari meminum es kelapa muda. Tak terasa langit mulai meredup, kami menyudahi semua aktivitas kami dan menikmati sunset yang begitu indah.

Saat matahari mulai benar - benar tak terlihat, aku mengajak mereka bertiga untuk kembali ke penginapan dan bersih - bersih karena badan kami terasa lengket. Namun Andre memilih untuk pergi sebentar karena ada hal yang harus dilakukannya. "Ada saja kelakuan pria bertatto musang itu", kataku pada kedua temanku. Mereka tertawa terbahak - bahak mengingat tatto musang pada lengan Andre yang sangat weirdo. Aku dan kedua temanku akhirnya memutuskan pergi ke penginapan terlebih dahulu. Sekitar 3 jam setelah kami selesai bersih - bersih, Andre datang ke penginapan sambil bercucuran keringat seperti habis dikejar sesuatu. Saat aku bertanya padanya, dia menjawab terburu - buru karena mengejar maling yang mencuri dompet seorang wanita.

Aku hanya tersenyum karena aku tau dia pandai berbohong dan hanya menjawab "siap abangku" diiringi tawa kedua temanku. Karena merasa bosan, kami akhirnya bermain truth or dare sambil menonton TV untuk mengisi waktu luang. Semua orang setuju dan kami langsung melakukan undian. Giliran pertama adalah Truth oleh Andre. Kami bingung ingin menanyakan apa, sampai tiba - tiba muncul tayangan berita di Telivisi tentang pembunuhan seorang maling di daerah dekat penginapan kami. Aku mengingat cerita Andre tadi dan langsung terpintas di benakku pertanyaan ini "Apakah kau hanya sekedar di kejar maling tadi? atau membunuhnya juga?".

Andre mulai tersenyum dan berkata "Yah, maling itu sangat cepat jadi aku harus melemparinya dengan batu besar dan kabur setelahnya". Josua mulai tertawa karena mengetahui kawannya itu selalu berbohong. "Ah, ayolah, bahkan di saat truth or dare pun kamu berbohong. Jean hanya bercanda soal itu. Pilih lah pertanyaan yang logis Jean" ucap Josua kearahku. Aku hanya terdiam ketika sesaat setelah Josua berkata seperti itu, tayangan Televisi menayangkan CCTV dimana nampak sebuah tatto yang sangat familliar sedang melemparkan batu ke arah maling tersebut. 

Share:

No comments:

Post a Comment

Labels

Recent Posts

Translate